Link dari St.Petrus
Nengok blog lainku
Urut Dari Posting Terakhir Nih
Komentar terakhir dari anda
silahkan mampir
Senin, 17 Agustus 2009
Susahnya mas.......
08.15 |
Diposting oleh
agussupra |
Edit Entri
Beberapa waktu yang lalu , pengurus lingkungan berkumpul untuk membahas beberapa masalah menyangkut perkembangan lingkungan yang dimekarkan. Seperti diketahui bahwa lingkungan St.Petrus telah dimekarkan menjadi 2 lingkungan baru yaitu : Lingkungan St.Petrus dan Lingkungan Yustinus Martir.
Sebagai kesan dari pertemuan tersebut dan kiranya menjadi keprihatinan bersama dibicarakan dengan santai tetapi fokus. Beberapa kesimpulan juga ditarik dari pembicaraan yang ngalor-ngidul tersebut. Yach…sekiranya baik tentunya akan ditindaklanjuti.Demikian akhirnya.
Masalah kegiatan lingkungan sebenarnya kegiatan yang klasik.
Mengapa begitu? Ya tentu saja kegiatan tersebut hanya bisa berjalan sendainya ada manusia dan orang-orang yang mau terlibat di dalamnya. Contoh beberapa kegiatan diantaranya : doa rosario , bulan kitab suci , doa bergilir atau misa lingkungan dua bulan sekali.
Kita lihat saja bulan Mei 2009 kemarin.Betapa banyaknya umat yang hadir saat doa rosario. Anak-anak kecilpun ikut serta dan dengan penuh semangat mengikuti jalannya doa .
Sebagai salah satu warga , saya sangat senang bercampur bangga. Itu berarti satu dari sekian program lingkungan bisa berjalan dengan baik. Termasuk didalamnya anjangsana anak-anak sekolah minggu (fotonya bisa dilihat dalam threat lain). Itu juga menyenangkan.
Kembali kepada masalah utama yaitu masalah kegiatan yang klasik.
Betapapun pengurus lingkungan telah berusaha membuat undangan , menyebarkan melalui ketua blok , tapi masih ada saja warga yang “cuek”. Nah lho….lantas …??
Tak bisa disalahkan tentu. Karena sebuah partisipasi apalagi dalam kegiatan yang tidak mengandung konsekuensi secara “langsung” diabaikan seperti itu. Tapi , mbok iya kita lihat lagi tentang keberadaan kita sebagai sebuah ikatan. Alangkah kurang nyamannya jika dalam satu kompleks lingkungan masih saja terdapat sebuah perbedaan yang cukup mencolok diantara kita.
Ini bukan hal yang mengada-ada. Bukan.
Tapi dari sebuah pembicaraan “non formal” yang kemudian saya bawa untuk saya terbitkan di sini.
Lantas bagaimana tindakan kita supaya bisa terjadi sebuah kegiatan yang diselimuti keaktifan dari semua warga yang ada? Jawabnya tentu mudah : ya semuanya diajak mas….
tapi bukan itu. Masalah keaktifan warga juga menjadi sorotan pihak Gereja/Stasi Odilia.
Dalam pertemuan calon pengurus lingkungan yang dikumpulkan di rumah ketua wilayah bulan Mei 2009 juga menanyaka hal serupa. bagaimana jika ada warga yang tidak mau aktif dalam kegiatan gereja ?
Wah…semuanya diam “Sulit mas…” kata beberapa orang menimpali.
Memang…
tak akan mudah mengajak seseorang dari anggota lingkungan kita atau warga kita mau aktif. Atau syukur-syukur terlibat dalam kegiatan sebagai “komando”nya. Alasannya waktu , banyak pekerjaan , sibuk , tidak bisa , ndak mampu atau sejenisnya.
Saya menulis di sini bukan berarti mencoba menjadi hakim atas “ketidakterlibatan” atau aktif-tak aktif dari warga.Bukan itu.
Tapi mencoba mengangkat sebuah permasalahan yang mendasar apabila sebuah lingkunagn ingin hidup dan maju.
Apapun sebenarnya bisa dilakukan , asalkan mau dan menyediakan diri.Sebuah keikhlasan yang besar memang akan segera kita sandang jika kita “terlanjur” menyediakan diri masuk dalam lingkungan gereja.
Sudahlah…
pikirkan kata “susahnya….”untuk kita bawa dalam permintaan kita kepada-Nya. Karena hanya Dia yang mengetahui semua yang kita rencanakan. Saya berani menulis disini juga belum tentu lebih baik dari orang yang berada di sekitar saya , namun toh itu tak membuat saya untuk malu menceritakan dan menyampaikan masalah yang sedang dihadapi lingkungan kita ini. Ya…mau terlibat…begitu kira-kira…
Semoga saja , dengan dimekarkannya lingkungan ini , kita juga semakin meyakini pijakan kita yang sebenarnya , karena tanpa sebuah pijakan yang kuat , apa yang kita lakukan setiap hari akan tidak berkesan apalagi menjadi taburan kasih bagi orang-orang di sekitar kita.
Harapan saya , janganlah kita pernah berhenti untuk “belajar” baik dari anak-anak , orang lain dan lingkungan kita ini. Semoga saja , apa yang bersama kita citakan yaitu ragam kegiatan dan keaktifan warga dalam ragam kegiatan lingkungan tersebut , akan benar-benar terwujud.
Saya coba ambilkan cuplikan kata-kata bijak untuk kita , bukan hanya sebagai pemacu semangat ketika berada di lingkungan St.Petrus ini , semoga berkenan dan juga menjadi pemacu keberhasilan dalam “perjalanan” harian hidup kita…
Tuhan memberkati…Amin.
Sebagai kesan dari pertemuan tersebut dan kiranya menjadi keprihatinan bersama dibicarakan dengan santai tetapi fokus. Beberapa kesimpulan juga ditarik dari pembicaraan yang ngalor-ngidul tersebut. Yach…sekiranya baik tentunya akan ditindaklanjuti.Demikian akhirnya.
Masalah kegiatan lingkungan sebenarnya kegiatan yang klasik.
Mengapa begitu? Ya tentu saja kegiatan tersebut hanya bisa berjalan sendainya ada manusia dan orang-orang yang mau terlibat di dalamnya. Contoh beberapa kegiatan diantaranya : doa rosario , bulan kitab suci , doa bergilir atau misa lingkungan dua bulan sekali.
Kita lihat saja bulan Mei 2009 kemarin.Betapa banyaknya umat yang hadir saat doa rosario. Anak-anak kecilpun ikut serta dan dengan penuh semangat mengikuti jalannya doa .
Sebagai salah satu warga , saya sangat senang bercampur bangga. Itu berarti satu dari sekian program lingkungan bisa berjalan dengan baik. Termasuk didalamnya anjangsana anak-anak sekolah minggu (fotonya bisa dilihat dalam threat lain). Itu juga menyenangkan.
Kembali kepada masalah utama yaitu masalah kegiatan yang klasik.
Betapapun pengurus lingkungan telah berusaha membuat undangan , menyebarkan melalui ketua blok , tapi masih ada saja warga yang “cuek”. Nah lho….lantas …??
Tak bisa disalahkan tentu. Karena sebuah partisipasi apalagi dalam kegiatan yang tidak mengandung konsekuensi secara “langsung” diabaikan seperti itu. Tapi , mbok iya kita lihat lagi tentang keberadaan kita sebagai sebuah ikatan. Alangkah kurang nyamannya jika dalam satu kompleks lingkungan masih saja terdapat sebuah perbedaan yang cukup mencolok diantara kita.
Ini bukan hal yang mengada-ada. Bukan.
Tapi dari sebuah pembicaraan “non formal” yang kemudian saya bawa untuk saya terbitkan di sini.
Lantas bagaimana tindakan kita supaya bisa terjadi sebuah kegiatan yang diselimuti keaktifan dari semua warga yang ada? Jawabnya tentu mudah : ya semuanya diajak mas….
tapi bukan itu. Masalah keaktifan warga juga menjadi sorotan pihak Gereja/Stasi Odilia.
Dalam pertemuan calon pengurus lingkungan yang dikumpulkan di rumah ketua wilayah bulan Mei 2009 juga menanyaka hal serupa. bagaimana jika ada warga yang tidak mau aktif dalam kegiatan gereja ?
Wah…semuanya diam “Sulit mas…” kata beberapa orang menimpali.
Memang…
tak akan mudah mengajak seseorang dari anggota lingkungan kita atau warga kita mau aktif. Atau syukur-syukur terlibat dalam kegiatan sebagai “komando”nya. Alasannya waktu , banyak pekerjaan , sibuk , tidak bisa , ndak mampu atau sejenisnya.
Saya menulis di sini bukan berarti mencoba menjadi hakim atas “ketidakterlibatan” atau aktif-tak aktif dari warga.Bukan itu.
Tapi mencoba mengangkat sebuah permasalahan yang mendasar apabila sebuah lingkunagn ingin hidup dan maju.
Apapun sebenarnya bisa dilakukan , asalkan mau dan menyediakan diri.Sebuah keikhlasan yang besar memang akan segera kita sandang jika kita “terlanjur” menyediakan diri masuk dalam lingkungan gereja.
Sudahlah…
pikirkan kata “susahnya….”untuk kita bawa dalam permintaan kita kepada-Nya. Karena hanya Dia yang mengetahui semua yang kita rencanakan. Saya berani menulis disini juga belum tentu lebih baik dari orang yang berada di sekitar saya , namun toh itu tak membuat saya untuk malu menceritakan dan menyampaikan masalah yang sedang dihadapi lingkungan kita ini. Ya…mau terlibat…begitu kira-kira…
Semoga saja , dengan dimekarkannya lingkungan ini , kita juga semakin meyakini pijakan kita yang sebenarnya , karena tanpa sebuah pijakan yang kuat , apa yang kita lakukan setiap hari akan tidak berkesan apalagi menjadi taburan kasih bagi orang-orang di sekitar kita.
Harapan saya , janganlah kita pernah berhenti untuk “belajar” baik dari anak-anak , orang lain dan lingkungan kita ini. Semoga saja , apa yang bersama kita citakan yaitu ragam kegiatan dan keaktifan warga dalam ragam kegiatan lingkungan tersebut , akan benar-benar terwujud.
Saya coba ambilkan cuplikan kata-kata bijak untuk kita , bukan hanya sebagai pemacu semangat ketika berada di lingkungan St.Petrus ini , semoga berkenan dan juga menjadi pemacu keberhasilan dalam “perjalanan” harian hidup kita…
Tuhan memberkati…Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pengikut
adakah anda di sini hari ini
Blog Archive
-
▼
2009
(56)
-
▼
Agustus
(53)
- Misa-Pelantikan Pengurus Baru-dan Pemberkatan Rumah
- Kata-kata Bijak
- Susahnya mas.......
- 5 Perintah Gereja
- 10 Perintah Allah
- 7 Sakramen Dalam Gereja Katolik
- Doa Kepada Malaikat Pelindung
- Doa Kepada Santo Pelindung
- Doa Kepada Santo Yusuf
- Penyerahan Pada Maria
- Doa Untuk Masyarakat
- Doa Mohon Rasa Tanggung Jawab
- Doa Mohon Panggilan
- Doa Untuk Paroki dan Pastor Paroki
- Doa Untuk Anak Remaja
- Mendoakan Orang tua
- Mendoakan Anak
- Penyerahan kepada Tuhan Yesus
- Penyerahan Kepada Bunda Maria
- Doa Membaca Kitab Suci
- Doa Malam
- Doa Sesudah Makan
- Doa Sebelum Makan
- Doa Mohon Berkat Atas Pekerjaan
- Novena Roh Kudus
- Doa Masa Adven
- Ratu Surga (Masa Paskah)
- Angelus (Masa Biasa)
- Doa Pagi
- Doa Mohon Pelajaran Berhasil
- Doa Mohon Kehendak Yang Kuat
- Doa Waktu Sakit
- Doa Dalam Derita
- Doa Tobat
- Doa Penyerahan
- Doa Mohon Keluhuran Hati
- Doa Penyerahan Diri
- Doa Cinta
- Doa Pengharapan
- Doa Iman
- Memorare
- Litani Santa Perawan Maria
- Salam Ya Ratu
- Doa Katolik : Tata Cara Berdoa Rosario
- Doa Katolik : Peristiwa Dalam Doa Rosario
- Doa Katolik : Salam Maria
- Doa Katolik : Bapa Kami
- Doa Katolik : Aku Percaya / Credo
- Doa Katolik : Kemuliaan
- Doa Katolik : Tanda salib
- Perjanjian Baru
- Percaya boleh ngga juga ngga apa
- Lingkungan Santo Petrus , TUA sekaligus MUDA
-
▼
Agustus
(53)
0 komentar:
Posting Komentar